TAWURAN
Tawuran atau
sering juga disebut dengan perkelahian atau berselisih. Umumnya terjadi antara
dua pihak yang sedang berselisih atau lebih, seperti pada jaman sekarang ini,
yang terjadi dan telah berkembang dari generasi muda di bangku SMP, SMA, hingga
universitas.
PERMASALAHAN
Permasalah
yang terjadi umumnya adalah adanya kecemburuan sosial dari tiap kelompok atau
tiap induvidu. Ada pula pendapat lain mengakatan terjadinya tawuran ini
disebabkan minimnya pendidikan yang diberikan dari sekolah kepada generasi
penerus bangsa sehingga kurangnya perhatian generasi muda kini akan kemajuan
bangsa di masa depan kelak. Namun sesungguhnya permasalahan yang terjadi
tidaklah sesederhana seperti contoh kasus diatas, ada beberapa hal yang
menjadikan permasalahan tersebut menjadi semakin kompleks, pemisalan faktor
psikologi, faktor sosiologis, dan faktor didunia pendidikan dan lingkungan
keluarga sekitarnya.
PENYELESAIAN
Dalam lingkup
keluarga
Menjalin
kebersamaan, selalu merangkul antar tiap anggota keluarga, komunikasi yang
terus berjalan, dan perhatian orang tua serta pengawasan orang tua yang lebih
hati-hati dalam setiap gerak gerik anak-anaknya.
Dalam
lingkup sekolah
Diberikan
pandangan dengan suatu acara motivator atau seminar, mengenai dampak negatif yang
akan dirasakan bila terjadinya tawuran kini, diberikannya sanksi teguran
peringatan atau bahkan pengembalian murid kepada orang tuanya bila terbukti
membawa senjata tanjam dan bahkan ikut berkelahi saat tawuran berlangsung
(diberlakukan disemua sekolah) sehingga jikalau pelaku berpindah sekolah,
sekolah tersebut akan lebih berfikir matang dan kemungkinan besar tidak akan
menerima murid tersebut karna memiliki latar belakang suka mengikuti tawuran
dan membawa senjata tajam. Lalu diperlukan pula pembelajaran yang lebih
menarik, agar murid akan lebih mudah paham dalam mencerna maksud yang
ditujukan, sehingga murid-murid tersebut akan lebih giat lagi belajaran akibat
bentuk kenyamanan yang diterima selama proses belajar mengajar.
Dalam
lingkup lingkungan sekitar
Lingkungan
rumah yang kumuh dan sempit akan memiliki para generasi yang memiliki watak
lebih keras, dengan kata lain dapat melakukan hal apa pun demi mencapai
kelangsungan hidupnya, seperti mengikutkan diri sebagai golongan premanisme, tingkat
pengangguran tingkat, emosional meningkat, namun tidak diimbangi dengan
pendidikan yang berkualitas baik. Untuk itu bukan menjadikan setiap manusia
harus hidup pada lingkungan bertaraf sedang, namun lebih mengantisipasi
terhadap kondisi lingkungan dengan mempelajari watak tiap rukun warga, sehingga
dapat meminimalisrkan terjadi perubahan sikap yang mendorong ke hal negatif
oleh generasi muda kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar